MAKALAH KETERAMPILAN DASAR
BERBAHASA
Hubungan Berbicara Dengan Keterampilan
Berbahasa Lainnya, Dan Pembicara Yang Ideal
Dosen Pengampu :
Dra.
Nani Yuliantini, M.Pd.
Disusun Oleh
Kelompok 7
SADELA
NURHAYANI
RARA
MIRITA ARLINKA
SHERLY
ELIZA
DWI
NOVTI SARI
ALDIHAMZAH
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS BENGKULU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Berbahasa yang berjudul “Hubungan
Berbicara dengan Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Berbahasa Lainnya,
serta Pembicara yang Ideal” ini dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar Berbahasa oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Dra. Nani Yuliantini, M.Pd.
Makalah ini di harapkan mampu
membantu dan memperdalam pengetahuan kita mengenai Keterampilan Berbahasa
terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, makalah ini diharapkan
agar menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang bermoral dan bertanggung
jawab khususnya dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, Makalah ini
diharapkan agar kita memiliki sikap yang kritis terhadap situasi kondisi dan juga
dapat menerima perubahan yang terjadi di masyarakat terutama dalam dunia
pendidikan. Kami juga memerlukan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenaan
membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan pembaca. Aamiin
Bengkulu,
21 Agustus 2017
Daftar Isi
Halaman Judul ………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ……………………………………………….……
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………....……
1.3
Tujuan Makalah ……………………………………………....……
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Keterampilan Berbahasa .................................................
2.2
Hubungan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa yang Lain...
2.3
Pembicara yang Ideal ……………………………………….……..
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan …………………………………………….…….….…
Daftar
Pustaka …………………………………..………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah
makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya
orang lain. Dalam interaksi dengan manusia lain diperlukan bahasa. Untuk
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi maka manusia perlu memiliki
keterampilan berbahasa. Tanpa keterampilan ini maka manusia tidak akan mampu
untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.
Dalam KBBI
dijelaskan bahwa keterampilan bahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai
bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Keterampilan bahasa
yang dibahas dalam makalah ini adalah keterampilan dalam bahasa Indonesia.
Menurut Yeti Mulyati, terampil
berbahasa Indonesia artinya terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dilihat dari sifatnya,
keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima atau
memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan
berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan pembicaraan atau
tulisan.
Dalam kehidupan
sehari-hari, empat keterampilan bahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka untuk mengetahui hubungan antar
empat keterampilan berbahasa itu makalah ini berjudul “Hubungan antar
Keterampilan Berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis)”
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa itu keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis?
2. Apa hubungan keterampilan berbicara
dengan keterampilan berbahasa lainnya?
3. Bagaimana menjadi pembicara yang
ideal?
1.3
Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian keterampilan
menyimak, berbicara dan menulis.
2. Mengetahui
hubungan antara keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya.
3. Mengetahui cara menjadi pembicara
yang ideal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Keterampilan Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis
1. Keterampilan Menyimak
Bayi ternyata mengembangkan kemampuan bahasa mereka
sejak dalam kandungan. Penelitian menyebutkan, sejak dikandung, janin belajar
mengingat kata yang biasa dibisikkan orang tua. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keterampilan bahasa pertama yang dimiliki manusia adalah
keterampilan menyimak.
Dalam KBBI,
menyimak diartikan sebagai mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang. Menurut Tarigan menyimak memiliki arti suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil
simpulan bahwa kegiatan menyimak tidak sama dengan kegiatan mendengar. Kegiatan
mendengar bisa jadi dilakukan tanpa sengaja, tanpa maksud atau tujuan tertentu.
Akan tetapi kegiatan menyimak mempunyai tujuan untuk memahami apa yang
didengar. Dalam kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi dan kemampuan untuk
menafsirkan pesan.
2. Keterampilan Berbicara
Henry Guntur
Tarigan
mengemukakan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Sedangkan menurut Suhendar berbicara adalah proses perubahan wujud
pikiran/ perasaan menjadi wujud ujaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa
berbicara adalah proses penuangan gagasan dalam bahasa lisan.
Keterampilan berbicara bisa jadi
merupakan produk dari pembelajaran bahasa, tetapi keterampilan ini juga sangat
penting dalam proses mempelajari bahasa. Jadi anggapan banyak orang selama ini
bahwa berbicara tidak perlu dipelajari karena sudah secara otomatis didapatkan
melalui interaksi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja tidaklah benar.
Mungkin untuk sekedar berbicara tidaklah sulit. Tetapi untuk berbicara yang
sistematis menggunakan bahasa Inodonesia yang tepat sesuai dengan situasi dan
tujuan dari pembicaraan tentu tidaklah mudah. Perlu latihan yang terus menerus
atau bahkan perlu pendidikan formal di bidang bahasa untuk menguasainya.
3.
Keterampilan Membaca
Menurut Solchan
T. W kemampuan
membaca adalah kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan
secara tertulis oleh pihak lain. Anthony, Pearson, & Raphael mendefinisikan
membaca sebagai suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi yang dinamis
antara pengetahuan siap membaca, informasi yang tersaji dalam bahasa tulis, dan
konteks bacaan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
membaca tidak hanya diperlukan kemampuan untuk mengubah lambang menjadi bunyi,
tetapi perlu memahami makna yang tersaji di dalam teks.
Keterampilan
membaca tentu saja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, psikologis,
dan bahan bacaan. Sebagai contoh, tingkatan membaca pada anak-anak tentunya
akan berbeda dengan tingkatan membaca pada mahasiswa. Mahasiswa umumnya lebih
matang baik dari segi fisik, intelektual, maupun psikologis. Faktor lingkungan
juga sangat mempengaruhi keterampilan membaca. Anak yang berada dalam
lingkungan keluarga yang gemar membaca dan memiliki beragam buku bacaan umumnya
juga senang dan memiliki keterampilan membaca yang lebih baik. Bahan bacaan
bervariasi bagi setiap orang tergantung dari topik dan keterbacaan. Topik yang menarik
bagi seseorang akan membangkitkan minat membacanya. Bahan bacaan yang terlalu
sulit atau terlalu mudah bagi seseorang akhirnya akan mematahkan selera orang
tersebut untuk membacanya.
4.
Keterampilan Menulis
Saat ini
keterampilan menulis menjadi salah satu keterampilan bahasa yang amat penting.
Baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun dalam kehidupan sehari-hari
keterampilan menulis sangat diperlukan sabagai sarana komunikasi yang efektif.
Solchan T. W
menyatakan
bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak
lain secara tertulis. Kemampuan ini tentu saja bukan hanya kemampuan untuk
menyusun dan menuliskan simbol-simbol, tetapi juga mengungkapkan ide atau
gagasan kepada pihak lain agar dapat dipahami seperti apa yang dimaksudkan
penulis. Keterampilan menulis merupakan
sebuah keterampilan yang kompleks. Diperlukan berbagai kemampuan lain untuk
mendukung keterampilan ini. Proses berpikir yang kreatif dan sistematis, serta
kemampuan mengolah kata agar membentuk makna yang tepat sangat mendukung
keterampilan ini.
2.2 Hubungan atau Keterkaitan antar
Keterampilan Berbahasa
A.
Hubungan antara Keterampilan
Berbicara dengan Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan
dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu menggunakan
bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan
terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam
kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh
orang tua. Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami
suatu informasi yang disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat
memahami maksud si pembicara dengan baik maka penyimak tentunya dapat
memberikan respon yang lebih tepat. Respon ini dapat berupa jawaban,
pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga berupa pertanyaan pada si
pembicara.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan
menyimak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berbicara. Tidak mungkin orang
menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu pula sebaliknya, tidak
mungkin orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua kegiatan ini saling
melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap,
diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interview.
Menurut Brooks berbicara dan
menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan
komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat
memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai
berikut:
a. Ujaran
(speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
b. Kata-kata
yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi
bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
c. Ujaran
sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya
hidup.
d. Anak
yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang
dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e. Meningkatkan
keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
f. Bunyi
atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian
kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka
menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
g. Berbicara
dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang
lebih baik pada pihak penyimak.
B.
Hubungan antara Keterampilan
Berbicara dengan Keterampilan Membaca
Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat
dengan keterampilan membaca. Semakin banyak orang membaca tentunya semakin
banyak pengetahuan atau informasi yang diperolehnya. Pengetahuan ini mencakup
kosakata yang luas dan beraneka ragam serta topik pembicaraan yang lebih kaya.
Orang yang gemar membaca juga lebih tepat dalam berujar karena tau ejaan yang
benar. Membaca juga meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan
sistematis. Orang yang terbiasa membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut
dalam berbicara. Kalimat yang digunakan lebih terstruktur sehingga lebih mudah
dipahami oleh pendengar. Kegiatan membaca sangat penting untuk mengembangkan
keterampilan berbicara.
C.
Hubungan antara
Keterampilan Berbicara dengan Menulis
Anak-anak mulai
belajar berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk bisa menulis mereka
harus belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis. Keterampilan menulis
memerlukan latihan dan bimbingan. Secara alami, dalam periode tertentu
anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik daripada keterampilan
menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua keterampilan ini
semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis dengan baik,
tetapi dalam berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi
sebaliknya.
Berbicara
adalah bentuk komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan bentuk
komunikasi tidak langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan apa
yang akan disampaikan terlebih dahulu. Apabila berbicara dilaksanakan secara
spontan, misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit waktu untuk
memikirkan apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa
memilih kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara
umum keduanya sama-sama merupakan keterampilan berbahasa produktif
(menyampaikan informasi).
B.
Pembicara Yang Ideal
Manusia lahir dalam keadaan normal memilki potensi
berbicara. Potensi tersebut akan menjadi kenyataan bila dipupuk dan dibina
serta dikembangkan melalui latihan yang sistematis, terarah dan
berkesinabungan. Tanpa latihan potensi tersebut tidak akan berkembang dengan
baik. Pengetahuan tentang ciri-ciri berbicara yang baik (ideal) sangat
bermanfaat bagi pembicara yang tergolong kurang baik atau masih dalam taraf
belajar. Pengetahuan tersebut akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dan dapat dimanfaatkan pula untuk menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang mungkin dilakukan secara tidak sadar.
Bagi pembicara yang sudah baik pun pengetahuan tersebut akan bermanfaat sebagai
landasan mempertahankan, menyempurnakan dan meningkatkan keterampilan berbicara
yang sudah dimilkinya.
Berikut
sejumlah ciri pembicara yang ideal, yang perlu dan sangat bermanfaat untuk
dikenal, dipahami, dihayati dan diterapkan dalam berbicara, antara lain :
1.
Dapat memilih topik
Pembicara
yang baik akan memilih topik atau materi pembicaraan yang menarik, aktual bagi
dirinya maupun bagi pendengarnya. Ia dapat mempertimbangkan minat, hasrat dan
kebutuhan pendengarnya. Bila pembicaran menarik bagi pembicara ia akan dapat
berbicara dengan lancar dan dalam mempersiapkannya pembicaanpun akan berusaha
semaksimal mungkin. Pembicaraan yang menarik bagi pendengar akan menarik
simpati, perhatian dipihak pendengar .
2.
Menguasai materi
Pembicara
yang baik berusaha menguasai dan mendalami materi yang akan disampaikan. Ia
berusaha mempelajari, menelaah berbagi sumber acuan, baik berupa buku, majalah,
artikel, dan sumber yang lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pemerkaya dan
bukti materi pembicaraan. Berbagai sumber pembicaraan ditelaah dari beragam
sudut pandang sehingga jelas kaitannya dengan ilmu yang relevan.
3.
Memahami latar belakang pendengar sebelum pembicaran berlangsung.
Pembicara
yang baik berusaha mengumpulkan berbagai informasi tentang pendengarnya,
misalnya: jumlah, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kecerdasan, minat. Bahkan
perasaan pendengar tentang topik yang akan dibawakannya sudah diramalkan apakah
para pendengar akan simpati, apatis atau antipatik.
4.
Mengetahui situasi
Situasi
yang menaungi pembicaraan perlu diperhatikan oleh pembicara yang baik.
Pembicara yang baik akan berusaha untuk mengidentifikasi ruangan, waktu, sarana
prasarana, dan suasana. Ruangan meliputi: luas, tempat duduk, podium, sirkulasi
udara, dan penerangan. Waktu pagi, siang, sore, malam sebelum dan sesudah
istirahat makan. Sarana prasarana meliputi pengeras suara, akustik, OHP, dan
sebagainya. Suasana tenang, gaduh, dan bising.
5.
Tujuan jelas
Tujuan
yang dirumuskan secara jelas, tegas, gamblang akan membantu efektifitas
pembicaraan. Pembicara yang baik mengetahui dengan persis hendak kemana
pendengar dibawa. Apakah pendengar hendak dihibur, diberi informasi, diyakinkan
atau distimulasi. Dengan demikian pembicara mengetahui dengan pasti respon yang
akan diberikan oleh para pendengar.
6. Kontak dengan pendengar
Pembicara
yang baik akan selalu mempertahankan pendengarnya. Ia berusaha memahami reaksi,
emosi pendengar. Ia mengusahakan adanya kontak batin dengan pendengar lewat
pandangan mata, perhatian, anggukan atau senyuman.
7. Berkemampuan linguistik dan nonlinguistik tinggi
Pemilihan
kata atau ungkapan, kalimat yang tepat untuk menguraikan pendapat akan sangat
membantu pembicara dalam menguraikannya, disamping itu ucapan, pelafalan, dan
intonasi tidak dapat diabaikan. Pembicara perlu pula memanfaatkan kemampuan dan
keterampilan nonlingusitik untuk mengaktifkan pembicaraan, misalnya
gerak-gerik, mimik, pantomimik.
8.
Menguasai pendengar
Pandai
menarik perhatian pendengar merupakan hal yang sangat positif bagi pembicara
dengan gaya yang menarik dan simpatik ia dapat mengarahkan dan memusatkan
perhatian para pendengarnya untuk mengikuti pembicaraan. Kemampuan membuka dan
mengakhiri pembicaraan merupakan bagian diantaranya.bila perhatian pendengar
sudah mulai menurun, pembicara berusaha untuk menbangkitkan kembali denga
keterampilannya. Bila perhatian pendengar sudah tertarik kepada pembicaraan
berarti pembicara dapat menguasai, mengontrol, dan mempengaruhi pendengar.
9.
Memanfaatkan alat bantu
Pemanfaatan
alat bantu seperti: diagram, skema, statistik, gambar akan sangat membantu
kejelasan pembicaraan, akan lebih mengefektifkan pembicaraan bila pembicara
pandai memberikan ilustrasi yang mengena sesuai dengan lingkungan pendengarnya.
10. Penampilan meyakinkan
Pembicara
yang baik akan selalu tampil meyakinkan pendengarnya. Tingkah laku, gaya
bicara, bahasa, cara berpakaian, dan berkepribadian sederhana tetapi tetap
berwibawa akan menimbulkan simpati pendengar. Hal-hal tersebut menambah
keberhasilan pembicara dalam menyampaikan pembicaraan kepada halayak.
11. Berencana
Segala
sesuatu yang direncanakan hasilnya akan lebih baik daripada yang tidak
direncanakan samasekali. Oleh karena itu, pembicara yang baik telah
merencanakan pembicaran sejak dini : memilih topik, memahami atau mengkaji
topik, menganalisis pendengar dan situasi, menyusun kerangka, menguji coba, dan
upaya-upaya untuk meyakinkan pendengar. Pembicara telah membayangkan skenario
pembicaraan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berbicara merupakan kemampuan
mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata sebagai upaya untuk
mengekspresikan, menyatakan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara mempunyai
tujuan utama yaitu menyakinkan, menginformasikan dan menghibur. Dalam berbahasa
ada empat keterampilan utama, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Pada umumnya keempat keterampilan tersebut berkembang secara
berurutan. Sejak dalam kandungan manusia sudah mampu untuk menyimak. Dari hasil
simakan itu manusia menirukan dan pada akhirnya muncul keterampilan berbicara.
Setelah itu manusia mulai mengenal simbol-simbol bahasa secara tertulis dan
mempelajarinya. Untuk membaca dan menulis masih belum diketahui secara pasti
mana yang berkembang lebih dahulu. Tetapi, anak yang belum mampu membaca pun
bisa saja mencoret-coret kertas atau menulis walaupun mungkin belum bermakna. Empat
keterampilan berbahasa itu saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Dalam suatu aktivitas berbahasa bisa saja melibatkan beberapa keterampilan
berbahasa. Peningkatan kemampuan pada satu jenis keterampilan akan mendukung
keterampilan berbahasa lainnya. Dengan demikian apabila ingin memiliki
keterampilan berbahasa yang baik maka tidak bisa mengabaikan salah satu dari
empat keterampilan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
keren banget
BalasHapusbagus
*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
BalasHapusTenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda semi permanen
-Tenda gudang pabrik
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegan karena bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari atau pun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara birthday party
-Acara pesta malam
-Event food frestival
-Mini konser
-Private Party dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
Tenda ini biasanya digunakan untuk:
-Event outdor / pameran
-Tenda promosi
-Tenda jualan
-Tenda pameran
-Tenda event / frestival
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
-Posko darurat Rumah Sakit
-Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.
Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.
*Tenda Membrane
Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya tenda ini sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
-Atap Cafe
-Atap Restoran
-Atap Loby Hotel
-Atap Lapangan Sepak bola
-Atap Hall
-Atap JPO
-Atap stadion
-Atap aula dan masih banyak lagi fungsi lainnya
untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya
untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:
No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816
Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten
TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.
#TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
#TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA
https://www.tendaroderindonesia.com/
https://shopee.co.id/pasaronlinetangerang
https://shopee.co.id/dewi.melansari
https://www.tokopedia.com/meylans
https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161
https://www.instagram.com/juragantendaofficial/
https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com
https://twitter.com/IndonesiaRoder