Rabu, 11 Oktober 2017

Hubungan Berbicara Dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya Dan Menjadi Pembicara Yang Ideal




MAKALAH KETERAMPILAN DASAR BERBAHASA

Hubungan Berbicara Dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya, Dan Pembicara Yang Ideal


Dosen Pengampu :
Dra. Nani Yuliantini, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 7


SADELA NURHAYANI
RARA MIRITA ARLINKA
SHERLY ELIZA
DWI NOVTI SARI
ALDIHAMZAH

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS BENGKULU
2017

 
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Berbahasa yang berjudul “Hubungan Berbicara dengan Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Berbahasa Lainnya, serta Pembicara yang Ideal” ini dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Berbahasa oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Dra. Nani Yuliantini, M.Pd.
Makalah ini di harapkan mampu membantu dan memperdalam pengetahuan kita mengenai Keterampilan Berbahasa terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, makalah ini diharapkan agar menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang bermoral dan bertanggung jawab khususnya dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, Makalah ini diharapkan agar kita memiliki sikap yang kritis terhadap situasi kondisi dan juga dapat menerima perubahan yang terjadi di masyarakat terutama dalam dunia pendidikan. Kami juga memerlukan kritik dan saran dari  para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenaan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca. Aamiin

                                                                                        Bengkulu, 21 Agustus 2017



Daftar Isi
 
Halaman Judul ………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….……
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………....……
1.3 Tujuan Makalah ……………………………………………....……
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Keterampilan Berbahasa .................................................
2.2 Hubungan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa yang Lain...
2.3 Pembicara yang Ideal ……………………………………….……..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………….…….….…
Daftar Pustaka …………………………………..………………………




BAB I

PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Dalam interaksi dengan manusia lain diperlukan bahasa. Untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi maka manusia perlu memiliki keterampilan berbahasa. Tanpa keterampilan ini maka manusia tidak akan mampu untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.

Dalam KBBI dijelaskan bahwa keterampilan bahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Keterampilan bahasa yang dibahas dalam makalah ini adalah keterampilan dalam bahasa Indonesia. Menurut Yeti Mulyati, terampil berbahasa Indonesia artinya terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi baik secara lisan maupun  tertulis. Dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan pembicaraan atau tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, empat keterampilan bahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka untuk mengetahui hubungan antar empat keterampilan berbahasa itu makalah ini berjudul “Hubungan antar Keterampilan Berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis)”

      1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa itu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis?
2.      Apa hubungan keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya?
3.      Bagaimana menjadi pembicara yang ideal?

      1.3 Tujuan Makalah
1.      Mengetahui pengertian keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
2.      Mengetahui hubungan antara keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya.
3.      Mengetahui cara menjadi pembicara yang ideal.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis

1.  Keterampilan Menyimak

Bayi ternyata mengembangkan kemampuan bahasa mereka sejak dalam kandungan. Penelitian menyebutkan, sejak dikandung, janin belajar mengingat kata yang biasa dibisikkan orang tua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan bahasa pertama yang dimiliki manusia adalah keterampilan menyimak. Dalam KBBI, menyimak diartikan sebagai mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Menurut Tarigan menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil simpulan bahwa kegiatan menyimak tidak sama dengan kegiatan mendengar. Kegiatan mendengar bisa jadi dilakukan tanpa sengaja, tanpa maksud atau tujuan tertentu. Akan tetapi kegiatan menyimak mempunyai tujuan untuk memahami apa yang didengar. Dalam kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi dan kemampuan untuk menafsirkan pesan.

2.   Keterampilan Berbicara

Henry Guntur Tarigan mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan menurut Suhendar berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran/ perasaan menjadi wujud ujaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa berbicara adalah proses penuangan gagasan dalam bahasa lisan.

Keterampilan berbicara bisa jadi merupakan produk dari pembelajaran bahasa, tetapi keterampilan ini juga sangat penting dalam proses mempelajari bahasa. Jadi anggapan banyak orang selama ini bahwa berbicara tidak perlu dipelajari karena sudah secara otomatis didapatkan melalui interaksi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja tidaklah benar. Mungkin untuk sekedar berbicara tidaklah sulit. Tetapi untuk berbicara yang sistematis menggunakan bahasa Inodonesia yang tepat sesuai dengan situasi dan tujuan dari pembicaraan tentu tidaklah mudah. Perlu latihan yang terus menerus atau bahkan perlu pendidikan formal di bidang bahasa untuk menguasainya.

      3.      Keterampilan Membaca

Menurut Solchan T. W kemampuan membaca adalah kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh pihak lain. Anthony, Pearson, & Raphael mendefinisikan membaca sebagai suatu proses rekonstruksi makna melalui interaksi yang dinamis antara pengetahuan siap membaca, informasi yang tersaji dalam bahasa tulis, dan konteks bacaan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam membaca tidak hanya diperlukan kemampuan untuk mengubah lambang menjadi bunyi, tetapi perlu memahami makna yang tersaji di dalam teks.

Keterampilan membaca tentu saja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, psikologis, dan bahan bacaan. Sebagai contoh, tingkatan membaca pada anak-anak tentunya akan berbeda dengan tingkatan membaca pada mahasiswa. Mahasiswa umumnya lebih matang baik dari segi fisik, intelektual, maupun psikologis. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi keterampilan membaca. Anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang gemar membaca dan memiliki beragam buku bacaan umumnya juga senang dan memiliki keterampilan membaca yang lebih baik. Bahan bacaan bervariasi bagi setiap orang tergantung dari topik dan keterbacaan. Topik yang menarik bagi seseorang akan membangkitkan minat membacanya. Bahan bacaan yang terlalu sulit atau terlalu mudah bagi seseorang akhirnya akan mematahkan selera orang tersebut untuk membacanya.

      4.      Keterampilan Menulis

Saat ini keterampilan menulis menjadi salah satu keterampilan bahasa yang amat penting. Baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun dalam kehidupan sehari-hari keterampilan menulis sangat diperlukan sabagai sarana komunikasi yang efektif. Solchan T. W menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis. Kemampuan ini tentu saja bukan hanya kemampuan untuk menyusun dan menuliskan simbol-simbol, tetapi juga mengungkapkan ide atau gagasan kepada pihak lain agar dapat dipahami seperti apa yang dimaksudkan penulis. Keterampilan menulis merupakan sebuah keterampilan yang kompleks. Diperlukan berbagai kemampuan lain untuk mendukung keterampilan ini. Proses berpikir yang kreatif dan sistematis, serta kemampuan mengolah kata agar membentuk makna yang tepat sangat mendukung keterampilan ini.

2.2 Hubungan atau Keterkaitan antar Keterampilan Berbahasa

A.    Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu menggunakan bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh orang tua. Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu informasi yang disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud si pembicara dengan baik maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih tepat. Respon ini dapat berupa jawaban, pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga berupa pertanyaan pada si pembicara.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berbicara. Tidak mungkin orang menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua kegiatan ini saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interview.

Menurut Brooks berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut: 
a.     Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
b.   Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
c.      Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya hidup.
d.    Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e.      Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
f.      Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkat­kan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
g.     Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.

B.     Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca

Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan membaca. Semakin banyak orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan atau informasi yang diperolehnya. Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan beraneka ragam serta topik pembicaraan yang lebih kaya. Orang yang gemar membaca juga lebih tepat dalam berujar karena tau ejaan yang benar. Membaca juga meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang terbiasa membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat yang digunakan lebih terstruktur sehingga lebih mudah dipahami oleh pendengar. Kegiatan membaca sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

C.    Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Menulis
Anak-anak mulai belajar berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk bisa menulis mereka harus belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan bimbingan. Secara alami, dalam periode tertentu anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik daripada keterampilan menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua keterampilan ini semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis dengan baik, tetapi dalam berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi sebaliknya.

Berbicara adalah bentuk komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan apa yang akan disampaikan terlebih dahulu. Apabila berbicara dilaksanakan secara spontan, misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit waktu untuk memikirkan apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa memilih kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara umum keduanya sama-sama merupakan keterampilan berbahasa produktif (menyampaikan informasi).

B. Pembicara Yang Ideal

       Manusia lahir dalam keadaan normal memilki potensi berbicara. Potensi tersebut akan menjadi kenyataan bila dipupuk dan dibina serta dikembangkan melalui latihan yang sistematis, terarah dan berkesinabungan. Tanpa latihan potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik. Pengetahuan tentang ciri-ciri berbicara yang baik (ideal) sangat bermanfaat bagi pembicara yang tergolong kurang baik atau masih dalam taraf belajar. Pengetahuan tersebut akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan dapat dimanfaatkan pula untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang mungkin dilakukan secara tidak sadar. Bagi pembicara yang sudah baik pun pengetahuan tersebut akan bermanfaat sebagai landasan mempertahankan, menyempurnakan dan meningkatkan keterampilan berbicara yang sudah dimilkinya.
       Berikut sejumlah ciri pembicara yang ideal, yang perlu dan sangat bermanfaat untuk dikenal, dipahami, dihayati dan diterapkan dalam berbicara, antara lain :

1.      Dapat memilih topik
Pembicara yang baik akan memilih topik atau materi pembicaraan yang menarik, aktual bagi dirinya maupun bagi pendengarnya. Ia dapat mempertimbangkan minat, hasrat dan kebutuhan pendengarnya. Bila pembicaran menarik bagi pembicara ia akan dapat berbicara dengan lancar dan dalam mempersiapkannya pembicaanpun akan berusaha semaksimal mungkin. Pembicaraan yang menarik bagi pendengar akan menarik simpati, perhatian dipihak pendengar .

2.      Menguasai materi
Pembicara yang baik berusaha menguasai dan mendalami materi yang akan disampaikan. Ia berusaha mempelajari, menelaah berbagi sumber acuan, baik berupa buku, majalah, artikel, dan sumber yang lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pemerkaya dan bukti materi pembicaraan. Berbagai sumber pembicaraan ditelaah dari beragam sudut pandang sehingga jelas kaitannya dengan ilmu yang relevan.

3.      Memahami latar belakang pendengar sebelum pembicaran berlangsung.
Pembicara yang baik berusaha mengumpulkan berbagai informasi tentang pendengarnya, misalnya: jumlah, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kecerdasan, minat. Bahkan perasaan pendengar tentang topik yang akan dibawakannya sudah diramalkan apakah para pendengar akan simpati, apatis atau antipatik.

4.      Mengetahui situasi
Situasi yang menaungi pembicaraan perlu diperhatikan oleh pembicara yang baik. Pembicara yang baik akan berusaha untuk mengidentifikasi ruangan, waktu, sarana prasarana, dan suasana. Ruangan meliputi: luas, tempat duduk, podium, sirkulasi udara, dan penerangan. Waktu pagi, siang, sore, malam sebelum dan sesudah istirahat makan. Sarana prasarana meliputi pengeras suara, akustik, OHP, dan sebagainya. Suasana tenang, gaduh, dan bising.

5.      Tujuan jelas
Tujuan yang dirumuskan secara jelas, tegas, gamblang akan membantu efektifitas pembicaraan. Pembicara yang baik mengetahui dengan persis hendak kemana pendengar dibawa. Apakah pendengar hendak dihibur, diberi informasi, diyakinkan atau distimulasi. Dengan demikian pembicara mengetahui dengan pasti respon yang akan diberikan oleh para pendengar.

6.       Kontak dengan pendengar
Pembicara yang baik akan selalu mempertahankan pendengarnya. Ia berusaha memahami reaksi, emosi pendengar. Ia mengusahakan adanya kontak batin dengan pendengar lewat pandangan mata, perhatian, anggukan atau senyuman.

7.       Berkemampuan linguistik dan nonlinguistik tinggi
Pemilihan kata atau ungkapan, kalimat yang tepat untuk menguraikan pendapat akan sangat membantu pembicara dalam menguraikannya, disamping itu ucapan, pelafalan, dan intonasi tidak dapat diabaikan. Pembicara perlu pula memanfaatkan kemampuan dan keterampilan nonlingusitik untuk mengaktifkan pembicaraan, misalnya gerak-gerik, mimik, pantomimik.


8.      Menguasai pendengar
Pandai menarik perhatian pendengar merupakan hal yang sangat positif bagi pembicara dengan gaya yang menarik dan simpatik ia dapat mengarahkan dan memusatkan perhatian para pendengarnya untuk mengikuti pembicaraan. Kemampuan membuka dan mengakhiri pembicaraan merupakan bagian diantaranya.bila perhatian pendengar sudah mulai menurun, pembicara berusaha untuk menbangkitkan kembali denga keterampilannya. Bila perhatian pendengar sudah tertarik kepada pembicaraan berarti pembicara dapat menguasai, mengontrol, dan mempengaruhi pendengar.

9.      Memanfaatkan alat bantu
Pemanfaatan alat bantu seperti: diagram, skema, statistik, gambar akan sangat membantu kejelasan pembicaraan, akan lebih mengefektifkan pembicaraan bila pembicara pandai memberikan ilustrasi yang mengena sesuai dengan lingkungan pendengarnya.

10.  Penampilan meyakinkan
Pembicara yang baik akan selalu tampil meyakinkan pendengarnya. Tingkah laku, gaya bicara, bahasa, cara berpakaian, dan berkepribadian sederhana tetapi tetap berwibawa akan menimbulkan simpati pendengar. Hal-hal tersebut menambah keberhasilan pembicara dalam menyampaikan pembicaraan kepada halayak.

11.  Berencana
Segala sesuatu yang direncanakan hasilnya akan lebih baik daripada yang tidak direncanakan samasekali. Oleh karena itu, pembicara yang baik telah merencanakan pembicaran sejak dini : memilih topik, memahami atau mengkaji topik, menganalisis pendengar dan situasi, menyusun kerangka, menguji coba, dan upaya-upaya untuk meyakinkan pendengar. Pembicara telah membayangkan skenario pembicaraan.



BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata sebagai upaya untuk mengekspresikan, menyatakan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara mempunyai tujuan utama yaitu menyakinkan, menginformasikan dan menghibur. Dalam berbahasa ada empat keterampilan utama, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada umumnya keempat keterampilan tersebut berkembang secara berurutan. Sejak dalam kandungan manusia sudah mampu untuk menyimak. Dari hasil simakan itu manusia menirukan dan pada akhirnya muncul keterampilan berbicara. Setelah itu manusia mulai mengenal simbol-simbol bahasa secara tertulis dan mempelajarinya. Untuk membaca dan menulis masih belum diketahui secara pasti mana yang berkembang lebih dahulu. Tetapi, anak yang belum mampu membaca pun bisa saja mencoret-coret kertas atau menulis walaupun mungkin belum bermakna. Empat keterampilan berbahasa itu saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Dalam suatu aktivitas berbahasa bisa saja melibatkan beberapa keterampilan berbahasa. Peningkatan kemampuan pada satu jenis keterampilan akan mendukung keterampilan berbahasa lainnya. Dengan demikian apabila ingin memiliki keterampilan berbahasa yang baik maka tidak bisa mengabaikan salah satu dari empat keterampilan tersebut.



                                                  DAFTAR PUSTAKA



2 komentar:

  1. *Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).


    Tenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
    -Tenda vaksinasi
    -Tenda semi permanen
    -Tenda gudang pabrik
    -Tenda darurat Rumah sakit
    -Posko Pengungsian
    -Tenda Peresmian
    -Tenda Pameran
    -Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya


    Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)


    *Tenda Transparan
    Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegan karena bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari atau pun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
    -Acara Wedding
    -Acara birthday party
    -Acara pesta malam
    -Event food frestival
    -Mini konser
    -Private Party dan masih banyak lagi kegunaannya.


    *Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
    Tenda ini biasanya digunakan untuk:

    -Event outdor / pameran
    -Tenda promosi
    -Tenda jualan
    -Tenda pameran
    -Tenda event / frestival
    -Posko pengamanan covid
    -Posko Polisi sementara
    -Posko darurat Rumah Sakit
    -Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.

    Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.

    *Tenda Membrane
    Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya tenda ini sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
    -Atap Cafe
    -Atap Restoran
    -Atap Loby Hotel
    -Atap Lapangan Sepak bola
    -Atap Hall
    -Atap JPO
    -Atap stadion
    -Atap aula dan masih banyak lagi fungsi lainnya




    untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya


    untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:

    No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816

    Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten


    TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.


    #TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
    #TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA


    https://www.tendaroderindonesia.com/

    https://shopee.co.id/pasaronlinetangerang

    https://shopee.co.id/dewi.melansari

    https://www.tokopedia.com/meylans

    https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161

    https://www.instagram.com/juragantendaofficial/

    https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com

    https://twitter.com/IndonesiaRoder

    BalasHapus