Selasa, 10 Oktober 2017

Tokoh Filsafat dan Pemikirannya



TOKOH FILSAFAT DAN PEMIKIRANNYA



Nama Dosen : Dra. SRIDADI M.Pd

Disusun Oleh

SADELA NURHAYANI  (A1GO16071)
                                                                                                         

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016/2017


Filsafat sebagai pokok awal dari terbentuknya ilmu-ilmu yang ada di dunia saat ini dan menjadi suatu catatan tersendiri dalam sejarah, terlebih tokoh-tokoh yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu tersebut. Dalam perkembangannya, filsafat mempunyai banyak tokoh berpengaruh sejak zaman klasik hingga modern. Berikut kami sebutkan beberapa nama yang dianggap mempunyai ajaran dan aliran yang mengguncang dunia. Diantaranya :

1.      ANAXIMANDROS (640-546 SM)

Ia adalah orang pertama  yang mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani, dan berjasa  dalam bidang astronomi, geografi. Jadi, ia merupakan orang pertama yang membuat  peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi diajukan oleh herakleios, sewarga polis dengan dia. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani.
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu apeiron. Sebagai sesuatu yang tak terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-rubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche  tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur, maka unsur tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur, maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan. Pendapat yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajaran yang mengherankanbagi orang-orang modern.

2.      HERACLITUS (535-475 SM)

Ia lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pemikirannya sangat sulit. hanya dengan melihat  fragmen-fragmenny, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemukaka di negeri Yunani.
Pemikirannya filsafatnya terkenal dengan dengan filsafat menjadi. Ia  mengemukakan   bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal yaitun Panta Rhei Kai Uden Menci artinya segala sesuatunya mengalir  bagaikan arus  sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, karena air

3.      PARMANIDES (540-475 SM)

Parmanides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Ia adalah seorang tokoh relativesme yang penting. Ia dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyataan Plato amat menghargai metode Parmanides itu, dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmanides dibandingkan dengan filosof lain yang terdahulu.  Menurut Parmanides, gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegasakan bahwa yang ada itu ada. Inilah kebenaran.

Coba bayangkan apa konsekuensi bila ada orang yang memungkiri kebenaran itu. Ada dua pengandaian yang mungkin, yang pertama yaitu orang bisa mengemukakan bahwa yang ada itu tidak ada. Yang kedua yaitu orang dapat mengemukakan bahwa yang ada itu serentak ada dan serentak tidak ada. Pengandaian pertama bertolak belakang dengan sendirinya karena yang tidak ada memang tidak ada. Yang tidak ada tidak dapat dipikirkan dan menjadi objek pembicaraan. Pengandaian kedua tidak dapat diterima karena antara ada dan tidak ada tidak terdapat jalan tengah, yang ada akan tetap ada dan tidak mungkin menjadi tidak ada, begitu juga yang tidak ada tidak mungkin berubah menjadi ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang ada itu ada dan itulah satu-satunya kebenaran. Jadi, benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Di sinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pertnyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia; ukuran kebenaran adalah manusia.


4.      PLATO (427-347 SM)

Plato adalah pengikut socrates yang taat diantara para pengikutnya yang mempunyai pengaru besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak, sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup. Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione.

Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah. Sedangkan  dunia ide bersifat tetap, hanya stu macam dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.

Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika dan teorinya tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti socrates, yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being). Akan tetapi, untuk  hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya merupakan makhluk sosial dan kodratnya di dalam polis (negara). Maka, untuk hidup yang lebih baik, dituntut adanya negara yang baik. Sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik. 

5.      ARISTOTELES (384-322 SM)

Ia dilahirkan di Stageria, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan istana, ia mewarisi keahliannya dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato untuk mengajar logika dan retorika.

Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles berasam rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di Akademia tentang filsafat. Tiba di Assos, aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah Assos. Di sini Aristoteles menikah dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Persi, rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri ke ke Mytiline pulau Lesbos tidak jauh dari Assos. Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan, yaitu  Logika,  Filsafat Alam, Psikologi, Biologi,  Metafisika (oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia), Etika, Politik dan ekonomi, serta  Retorika dan poetika.
Beberapa pemikiran Aristoteles yaitu :
a.       Ajarannya tentang logika
Logika tidak dipakai oleh aristoteles, ia memakai istilah analitika. Istilah logika pertama kali muncul pada abad paertama Masehi oleh Cicero, artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III Masehi) orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golaongan, yaitu subtansi (sebagai sifat umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu:

1.      Subtansi (hal-hal yang bersifat nyata dan yang sungguh-sungguh bereksistensi), (manusia, binatang).
2.      Kuantitas (satu, dua)
3.      Kualitas (merah, baik)
4.      Relasi (rangkap, separuh)
5.      Tempat (di rumah, di pasar)
6.      Waktu (sekarang, besok)
7.      Keadaan (duduk, berjalan)
8.      Mempunyai (berpakaian, bersuami)
9.      Berbuat (membaca, menulis)
10.  Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles diannggap sebagai bapak logika tradisional.

b.      Ajarannya tentang Silogisme
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebaenaran yang tidak diragukan untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan bar. Berpikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor dan kesimpulan. Contohnya : manusia adalah makhluk hidup (premis mayor), Dina adalah manusia (premis minor), Dina adalah makhluk hidup (kesimpulan).

c.       Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:
1.      Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
2.      Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
3.      Ilmu pengetahuan teoritis (fisika, matematika, metafisika)

d.      Ajarannya tentang aktus dan potensia
Mengenairealitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Dengan kata lain, titik tolak ajaran  atau pemikiran filsafatnya adalah ajaran Plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada yang husus dan yang individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide, tetapi manusia berada yang satu persatu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-rubah. Itulah realitas yang sesungguhnya. 

e.       Ajarannya tentang pengetahuan
Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenlan inderawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan inderawi kita dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikaat dari suatu benda. Dengan pengenalan rasional ini kita dapat menuju satu-satunya untuk ke ilmu pengetahuan.  Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan dalah dengan teknik abtraksi.  Abtraksi artinya melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang secara kebetulan, sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulan yaitu intisari atau hakikat suatu benda.

f.       Ajarannya tentang etika
Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagi hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu yang teramsuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia. jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.

g.      Ajarannya tentang agama
Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara yang paling baik adalah nrgara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar.




2 komentar: