TOKOH FILSAFAT DAN PEMIKIRANNYA
Nama Dosen : Dra. SRIDADI M.Pd
Disusun Oleh
SADELA
NURHAYANI (A1GO16071)
PROGRAM STUDY
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU
PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016/2017
Filsafat sebagai pokok awal dari terbentuknya ilmu-ilmu yang ada di
dunia saat ini dan menjadi suatu
catatan tersendiri dalam sejarah, terlebih tokoh-tokoh yang telah meletakkan
dasar-dasar ilmu tersebut. Dalam perkembangannya, filsafat mempunyai banyak
tokoh berpengaruh sejak zaman klasik hingga modern. Berikut kami sebutkan
beberapa nama yang dianggap mempunyai ajaran dan aliran yang mengguncang dunia. Diantaranya :
1.
ANAXIMANDROS (640-546 SM)
Ia adalah orang pertama yang
mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi. Jadi, ia
merupakan orang pertama yang membuat
peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi diajukan oleh herakleios,
sewarga polis dengan dia. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat
kota baru di Apollonia, Yunani.
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas
pertama alam semesta), ia tidak
menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indra, tetapi ia
menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu apeiron. Sebagai sesuatu yang tak terbatas, abadi sifatnya, tidak
berubah-rubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam.
Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur,
maka unsur tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur, maka unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya sehingga tidak ada
tempat bagi unsur yang berlawanan. Pendapat yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih
besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun.
Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya.
Pemikirannya ini harus kita pandang
sebagai titik ajaran yang mengherankanbagi orang-orang modern.
2.
HERACLITUS (535-475 SM)
Ia
lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan
dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si
gelap, karena untuk menelusuri gerak pemikirannya sangat sulit. hanya dengan
melihat fragmen-fragmenny, ia mempunyai
kesan berhati tinggi dan sombong sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia
untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemukaka di
negeri Yunani.
Pemikirannya filsafatnya terkenal dengan dengan filsafat menjadi.
Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu)
sedang menjadi dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal yaitun Panta Rhei
Kai Uden Menci artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat
masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, karena air
3.
PARMANIDES (540-475 SM)
Parmanides
lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Ia adalah seorang
tokoh relativesme yang penting. Ia dikatakan sebagai logikawan pertama dalam
sejarah filsafat, bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern.
Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti
Heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyataan Plato amat
menghargai metode Parmanides itu, dan Plato lebih banyak mengambil dari
Parmanides dibandingkan dengan filosof lain yang terdahulu. Menurut Parmanides, gerak dan perubahan tidak
mungkin terjadi. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak
bergerak dan tidak berubah. Dia menegasakan bahwa yang ada itu ada. Inilah
kebenaran.
Coba bayangkan apa konsekuensi bila ada orang yang memungkiri
kebenaran itu. Ada dua pengandaian yang mungkin, yang pertama yaitu
orang bisa mengemukakan bahwa yang ada itu tidak ada. Yang kedua yaitu
orang dapat mengemukakan bahwa yang ada itu serentak ada dan serentak tidak
ada. Pengandaian pertama bertolak belakang dengan sendirinya karena yang tidak
ada memang tidak ada. Yang tidak ada tidak dapat dipikirkan dan menjadi objek
pembicaraan. Pengandaian kedua tidak dapat diterima karena antara ada dan tidak
ada tidak terdapat jalan tengah, yang ada akan tetap ada dan tidak mungkin
menjadi tidak ada, begitu juga yang tidak ada tidak mungkin berubah menjadi
ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang ada itu ada dan itulah satu-satunya
kebenaran. Jadi,
benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Di sinilah masalah muncul.
Bentuk ekstrem pertnyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal
manusia; ukuran kebenaran adalah manusia.
4.
PLATO (427-347 SM)
Plato adalah pengikut socrates yang taat diantara para pengikutnya
yang mempunyai pengaru besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga dikenal
sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak, sehingga keterangan
tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup. Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar
filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos dan Elia, akan tetapi ajarannya
yang paling besar pengaruhnya dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione.
Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua dunia, yaitu dunia
pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah.
Sedangkan dunia ide bersifat tetap,
hanya stu macam dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang
dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu
dunia realitas. Dunia inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan
demikian, dunia sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika dan teorinya
tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti socrates, yaitu tujuan
hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being).
Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak
mungkin dilakukan tanpa di dalam polis (negara). Alasannya, karena manusia
menurut kodratnya merupakan makhluk sosial dan kodratnya di dalam polis
(negara). Maka, untuk hidup yang lebih baik, dituntut adanya negara yang baik.
Sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para
warganya hidup dengan baik.
5.
ARISTOTELES (384-322 SM)
Ia dilahirkan di Stageria, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya
seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan
istana, ia mewarisi keahliannya dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada
usia 17 tahun ia dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama
kira-kira 20 tahun hingga Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di
Akademia Plato untuk mengajar logika dan retorika.
Setelah
Plato meninggal dunia, Aristoteles berasam rekannya Xenokrates meninggalkan
Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di Akademia
tentang filsafat. Tiba di Assos, aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah
Assos. Di sini Aristoteles menikah dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota Assos
diserang oleh tentara Persi, rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian
Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri ke ke Mytiline pulau Lesbos
tidak jauh dari Assos. Karya-karya
Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan, yaitu Logika, Filsafat
Alam, Psikologi, Biologi, Metafisika (oleh
Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia), Etika, Politik dan ekonomi, serta Retorika dan poetika.
Beberapa
pemikiran Aristoteles yaitu :
a. Ajarannya tentang logika
Logika
tidak dipakai oleh aristoteles, ia memakai istilah analitika. Istilah logika
pertama kali muncul pada abad paertama Masehi oleh Cicero, artinya seni
berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III Masehi) orang pertama yang
memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran
kita.
Menurut
Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian
sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golaongan, yaitu subtansi (sebagai
sifat umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Dari
dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu:
1. Subtansi (hal-hal yang bersifat nyata dan yang sungguh-sungguh
bereksistensi),
(manusia, binatang).
2. Kuantitas (satu, dua)
3. Kualitas (merah, baik)
4. Relasi (rangkap, separuh)
5. Tempat (di rumah, di pasar)
6. Waktu (sekarang, besok)
7. Keadaan (duduk, berjalan)
8. Mempunyai (berpakaian, bersuami)
9. Berbuat (membaca, menulis)
10. Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles
diannggap sebagai bapak logika tradisional.
b. Ajarannya tentang Silogisme
Menurut
Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara, yaitu
induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada
hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara
itu, deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebaenaran yang
tidak diragukan untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
Menurut pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan
pengetahuan bar. Berpikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis
mayor dan premis minor dan kesimpulan. Contohnya : manusia adalah
makhluk hidup (premis mayor), Dina adalah
manusia (premis minor), Dina adalah
makhluk hidup (kesimpulan).
c. Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles
mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
2. Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
3. Ilmu pengetahuan teoritis (fisika, matematika, metafisika)
d. Ajarannya tentang aktus dan potensia
Mengenairealitas
atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang
mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yang ada
itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Dengan kata lain, titik tolak
ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah
ajaran Plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum
dan yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada
yang husus dan yang individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide, tetapi
manusia berada yang satu persatu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada
yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-rubah. Itulah realitas yang
sesungguhnya.
e. Ajarannya tentang pengetahuan
Menurut
Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenlan inderawi dan
pengenalan rasional. Dengan pengenalan inderawi kita dapat memperoleh
pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya mengenal hal-hal
yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh
pengetahuan tentang hakikaat dari suatu benda. Dengan pengenalan rasional ini
kita dapat menuju satu-satunya untuk ke ilmu pengetahuan. Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan dalah
dengan teknik abtraksi. Abtraksi artinya
melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang secara kebetulan, sehingga tinggal
sifat atau keadaan yang secara kebetulan yaitu intisari atau hakikat suatu
benda.
f. Ajarannya tentang etika
Aristoteles
mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan
diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagi hukum kesusilaan.
Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia).
Kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu yang teramsuk dalam
keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia. jadi, bukan sebagai
kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas yang nyata,
dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia
yang tertinggi adalah berpikir murni.
g. Ajarannya tentang agama
Menurut
Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara yang paling
baik adalah nrgara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi
yang berdasarkan Undang-Undang Dasar.
terimakasih,
BalasHapusbimbel ujian nasional
love it!
BalasHapussalam,
daftanp