KONSEP DASAR SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI
DAN SEJARAH
INDIVIDU, MASYARAKAT, KELOMPOK DAN
KELEMBAGAAN
Dosen Pengampu :
Dra.
Wurjinem, M.Si
Disusun Oleh
Kelompok 3
SADELA NURHAYANI
CINDY DEHVISI
CINDY DEHVISI
TOTO RONALTO
ALDI HAMZAH
NADIA YOLANDA
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS BENGKULU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Sosiologi dan Antropogi yang
berjudul “Individu, Masyarakat, Kelompok dan Kelembagaan” ini dengan baik. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Sosiologi dan
Antropologi oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Dra. Wurjinem, M.Si.
Makalah ini di harapkan mampu
membantu dan memperdalam pengetahuan kita mengenai Sosiologi dan Antropologi
terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, makalah ini diharapkan
agar menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang bermoral dan bertanggung
jawab khususnya dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, Makalah ini
diharapkan agar kita memiliki sikap yang kritis terhadap situasi kondisi dan juga
dapat menerima perubahan yang terjadi di masyarakat terutama dalam dunia
pendidikan. Kami juga memerlukan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenaan
membaca resume ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya
bagi kami dan pembaca. Aamiin
Bengkulu,
21 Agustus 2017
Kelompok 3
Daftar Isi
Halaman Judul
………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………...
ii
Daftar Isi
………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………1
C. Tujuan Makalah ……………………………………………………………..…. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Syarat-syarat Kelompok Sosial
………………………………………….....…... 3
B. Perbedaan In-group dan Out-group, Primary group dan
Secondary group ......... 3
C. Teori Tentang Pelapisan Sosial
……………………………………………....… 5
D. Perbedaan Status dan Peran Sosial ……………………………………….....….
7
E. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan
…………………………………………...… 9
F. Ciri-Ciri Lembaga Kemasyarakatan
………………………………………...… 11
G. Tipe Lembaga Kemasyarakatan Berdasarkan Sistem Nilai
………………....… 12
H. Pengertian Kontrol Sosial …………………………………………………..…. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………...….. 16
B. Saran ………………………………………………………………………..…. 17
Daftar Pustaka
…………………………………………………………….….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk
sosial. Sebagai mahluk sosial tentu manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka
akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri
manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal atau hewan sosial. Karena sejak dilahirkan, manusia
sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya.
Manusia merupakan makhluk
yang bersegi jasmaniah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia terdiri dari pikiran
dan perasaan. Apabila diserasikan, akan menghasilkan kehendak yang kemudian
menjadi sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak
segi jasmaniah manusia.
Hubungan
kesinambungan antara manusia dengan manusia lainnya akan menghasilkan pola
pergaulan yang dinamakan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial
terjadi hubungan antar manusia (lebih dari 1 pelaku). Proses tersebutlah yang
mejadi awal terbentuknya kelompok sosial. Kelompok sosial adalahhimpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan
ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.Sifat dan struktur
kelompok sosial berbeda-beda. Ada yang terbentuk dengan di sengaja, atau tidak
disengaja. Ada yang terorganisir, ada yang tidak. Ada kelompok yang terikat
secara lahiriah dan ada yang terikat secara batin.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja
syarat-syarat kelompok social?
2.
Apa perbedaan
in-group dan out-group, primary group dan secondary group?
3.
Bagaimana teori
tentang pelapisan social?
4.
Apa perbedaan
status dan peran social?
5.
Apa saja fungsi
lembaga kemasyarakatan?
6.
Seperti apa
ciri-ciri lembaga kemasyarakatan?
7.
Bagaimana tipe
lembaga kemasyarakatan berdasarkan sistem nilai?
8.
Apa pengertian
kontrol social?
C.
Tujuan Makalah
1. Mengetahui syarat-syarat kelompok sosial
2. Mengetahui perbedaan in-group dan out-group, primary
group dan secondary group
3. Memahami teori tentang pelapisan sosial
4. Mengetahui perbedaan status dan peran sosial
5. Mengetahui fungsi lembaga kemasyarakatan
6. Memahami ciri-ciri lembaga kemasyarakatan
7. Mengetahui tipe lembaga kemasyarakatan berdasarkan
sistem nilai
8. Memahami pengertian kontrol sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Syarat
– Syarat Kelompok Sosial
Sejak
dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu :
1. Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat).
2. Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya .
Dengan hal ini, manusia mencoba
menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya dengan menggunakan pikiran, perasaan
dan kehendak. Selain itu, manusia juga harus makan agar badannya tetap sehat
untuk itu dia dapat mengambil makanan sebagai hasil dari alam sekitarnya
menggunakan akalnya. Menurut Soekanto (2002:115) mengemukakan beberapa
persyaratan sebuah kelompok sosial terdiri dari sebagai berikut.
1. Setiap
anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2. Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
3. Ada
suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga berhubungan antara mereka
bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakannasib yang sama, ideologi politik
yang sama, dan lain – lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama,misalnya
dan dapat pula menjadi faktor pengikat /pemersatu.
4. Berstruktur
,berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem
dan berproses.
B.
Membedakan
Kelompok Dalam Masyarakat
1.
Ingroup
dan Outgroup
Menurut Sumner, in group adalah kelompok
sosial dengan mana individu mengidentifikasi dirinya. Jelasnya, bahwa apabila
suatu kelompok sosial merupakan in group atau tidak, bersifat relatif dan
tergantung pada situasi – situasi sosial yang tertentu. Di dalam in–group ada
asosiasi ke arah mana tiap – tiap
individu anggota kelompok kesetian dan solidaritas dan disitu terdapatlah usaha
identifikasi pribadi satu sama lain kearah adanya rasa persahabatan, kerja sama
,rasa tanggung jawab , terutama di dalam saat yang medesak atau gawat.
Sedangkan outgroup diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawan dari in-group
nya (Soekanto,2002)
Pada umumnya sikap in-group didasarkan pada faktor simpati dan
selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota – anggota kelompok sedangkan sikap out-group selalu ditandai
dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati sehingga hal ini
membuat suatu kecenderungan pada sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme yaitu
suatu sikap untuk menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan
ukuran – ukuran kebudayaan sendiri dengan proses yang sering digunakan dikenal
dengan setereotip (yakni gambaran atau
anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu).
Selain itu,
untuk membedakan ingroup dan outgroup bisa dipandangdari sikap kelompoknya.
Jika in-group atau
kelompok dalam muncul ketika para anggota suatu kelompok merasa bahwa mereka
mempunyai suatu tujuan dan cita-cita yang sama, menaati norma-norma yang sama,
nasib yang sama. Sedangkan sikap out-group atau
kelompok luar ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau
antipati. Hubungan dengan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya
berlangsung kurang akrab, dan berhati-hati.
2.
Primary
Group Dan Secondary Group
Primary Group (kelompok primer) adalah
kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggota
serta kerjasamanya erat yang bersifat pribadi. Pendapat dari Selo Soemarjan dan
Soemardi dalam “Setangkai bunga Sosiologi” (1964: 401) menyatakan bahwa Primary
Group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara
pribadi diantara anggotanya. Konsep Davis (1960: 290) memperjelas pendapat,
Cooley bahwa ciri-ciri utama Primary Group adalah kondisi-kondisi fisik, sifat
hubungan primer dan kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer.
Pada primary group adanya hubungan
intimitas langsung antar individu- individu dalam kelompok , adanya intimitas
kerja sama , dan terutama timbulnya sosialitas manusia dan ideanya. Biasanya
rasa kekeluargaan merupakan ekspresiyang fundamental dan natural contohnya
keluarga. Dalam keluarga terdapat kesatuan dan persatuan di dalam totalitad
relasi yang membentuk kesatuan dalam pikiran dan tindakan.
Secondary Group merupakan kebalikan dari
Primary group. Secondary Group sebagai kelompok-kelompok yang besar, yang
terdiri dari banyak orang antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan
kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng.
Secondarybgroup atau kelompok sekunder ini terbentuk karena ada sebab- sebab
tertentu sehingga terbentuklah suatu ikatan yang interest. Namun kelompok
sekunder ini tidak terlalu intim dengan kelompok primer. Hubungan kelompok
sekunder ini biasanya mempunyai bentuk organisasi yang tegas, misalnya ada
status kewajiban serta hak para anggota diatur oleh peraturan – peraturan yang
tegas. Contohnya seperti club sosial,
lembaga–lembaga agama, partai politik, organisasi masa, kesatuan buruh dan yang
lainnya.
C. Teori
Pelapisan Sosial
Pelapisan
sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah
pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin
bahwa pelapisan sosial merupakan
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan
yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class)
• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat
dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2)
Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama
di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3)
Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap
waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari
pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak,
keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4)
Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh
masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat
yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas
pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5)
Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak
mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses
produksi.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi
lapisan-lapisan social, yaitu :
· Ukuran kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat
antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya,
cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
· Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai
orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
· Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati
orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku
dan berbudi luhur.
· Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang
paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang
disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor
ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat
negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai
tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya
dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya
D.
Status Dan Peran
Status dan peranan merupakan unsur-unsur dalam
struktur sosial yang mempunyai arti penting bagi sistem sosial. Sistem sosial
adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antara individu dengan
masyarakat. Dalam hubungan timbal balik tersebut status dan peran individu
mempunyai peranan yang penting karena kelanggengan masyarakat tergantung pada
keseimbangan kepentingan-kepentingan individu yang bersangkutan. Secara
empiris, perbedaan status mempengaruhi cara bersikap seseorang dalam
berinteraksi sosial. Orang yang menduduki status tinggi mempunyai sikap yang
berbeda dengan orang yang statusnya rendah. Status seseorang menentukan
perannya dan peran seseorang menentukan
apa yang diperbuat (perilaku) (Maryati,kun,2001).
1. Kedudukan atau status
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dan kedudukan
social (social status).kedudukan diartikan tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok social, sedangkan kedudukan social tempat seseorang dalam
lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.
Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama dan digambarkan dengan
kedudukan (status) saja. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang
dalam suatu tempat tertentu. Masyarakat pada umumnya mengembangkan tiga macam
kedudukan yaitu:
a. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut
diperoleh karena kelahiran. Pada umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat
dengan system lapisan tertutup, misalnya masyarakat feodal, atau masyarakat
tempat system lapisan bergantung pada perbedaan rasial.
b. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja.misalnya seseorang dapat menjadi sarjana kesehatan
masyarakat asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut
bergantung pada yang bersangkutan bisa atau tidak menjalaninya. Apabila yang
bersangkutan tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut ia tidak akan mendapat
kedudukan yang diinginkannya.
c. Assigned status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada
seseorang. Kedudukan ini mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status.
Artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi
kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peranan (role)
Peranan (role) merupakan aspek
dinamis dari kedudukan (status). Jika seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan suatu peranan.
Persamaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan,dan tidak ada kedudukan tanpa
peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Orang
yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku
orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat
merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan
juga diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan yang
melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang
menunjukan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi seseorang
menduduki suatu posisi dalam masyarakat
serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal yaitu sebagai
berikut:
a. Peranan meliputi
norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membingbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu
konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
c. Peranan juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social
masyarakat. (Waluya, bagja,2007)
E. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan
Pada
dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi
antara lain:
- Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
- Menjaga keutuhan masyarakat.
- Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial(social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsi diatas menyatakan bahwa apabila seseorang
hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu maka harus pula
diperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat yang
bersangkutan. (soerjono soekanto,1990)
Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai
pedoman perilaku atau sikap tindak manusia dan merupakan salah satu sarana
untuk memelihara dan mengembangkan integrasi di dalam masyarakat. Namun
demikian, tidak semua norma di dalam masyarakat dengan sendirinya menjadi
bagian dari suatu lembaga sosial tertentu. Hal ini tergantung pada
proses pelembagaan dari norma-norma tersebut sehingga menjadi bagian dari suatu
lembaga sosial tertentu. ( Soekanto dan Taneko, 1984).
Fungsi-fungsi Lembaga Sosial
Dengan melihat dua tujuan lembaga sosial, yaitu mengatur
ketertiban dan pemenuhan kebutuhan masyarakat maka untuk mewujudkan fungsi dari
lembaga-lembaga sosial harus dapat dilaksanakan. Menurut Soerjono
Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh:
a. Lembaga ekonomi memberikan
aturan-aturan produksi, distribusi dan hubungan kerja.
- Lembaga agama memberikan aturan tentang halal dan haram, baik dan buruk dan tata cara peribadatan yang harus dilakukan oleh anggotanya.
- Lembaga pendidikan memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka
- Lembaga keluarga memberikan pendidikan dasar tentang norma dan aturan dasar sosialisasi sehingga, individu mempunyai pengetahuan dasar bagaimana hidup dalam kelompok yang lebih besar sesuai dengan tujuan masing-masing.
- Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat. Perpecahan atau disintegrasi ini sangat mungkin terjadi di tengah masyarakat, mengingat sumber pemenuhan kebutuhan hidup cenderung tida seimbang dengan perkembangan masyarakat baik secara jumlah maupun kualitasnya.
- Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial. Contohnya : dengan diberlakukannya peraturan sekaligus sanksi bagi pelanggar norma.
Jadi pada intinya, lembaga sosial
berfungsi untuk mengatur kehidupan anggota-anggotanya agar mereka dapat hidup
dengan tenang, damai, dan sejahtera dengan tercapainya tujuan-tujuan mereka.
F. Ciri-Ciri Lembaga Kemasyarakatan
Berikut
adalah ciri-ciri dari lembaga sosial :
1)
Suatu
lembaga sosial adalah kumpulan pola-pola perilaku yang terwujud melalui
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan hasil hasilnya, tata kelakuan, kebiasaan,
serta unsur-unsur kebudayaan Iainnya yang secara Iangsung maupun tidak langsung
tergabung dalam suatu bagian tertentu yang memiliki fungsi dalam masyarakat.
2)
Usia
suatu lembaga sosial Iebih panjang daripada usia orang perorangan (individu)
yang membentuknya, mempertahankan, dan/atau mengubahnya. Misalnya, suatu bahasa
selalu lebih dulu ada daripada kelahiran seseorang dan tetap ada setelah si
pemakainya meninggal.
3)
Setiap
lembaga sosial memiliki nilai-nilai tersendiri, yaitu sistem gagasan mendasar
yang dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang yang digunakan untuk
menafsirkan berbagai hal yang telah, sedang, dan akan berlangsung dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki lembaga
pendidikan, para pendukung lembaga tersebut percaya bahwa pendidikan penting
artinya dalam memperluas wawasan orang dan membentuk kemandirian.
Ketidakmampuan untuk mendapatkan kerja yang memuaskan sering dianggap terjadi
karena prestasi pendidikan yang rendah.
4)
Sistem
kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial
setelah melewati waktu yang relatif lama. Contohnya, tindakan mendidik anak
dalam keluarga barn menghasilkan lembaga pendidikan setelah ratusan bahkan
ribuan tahun.
5)
Lembaga
sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan yang mungkin saja tidak sejalan
dengan fungsi lembaga itu. Apabila dipandang dan sudut pandang kebudayaan,
perbedaan fungsi dan tujuan sangat penting karena dapat menunjukkan betapa
masyarakat akan berpegang teguh pada lembaga sosial yang sekaligus juga merupakan
tujuan mereka.
6)
Lembaga
sosial mempunyai alat alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan. Misalnya, bangunan, tata tertib, peralatan, dan
mesin.
7)
Setiap
lembaga sosial Memiliki lambang-lambang yang merupa kan ciri khas atau simbol.
Lambang-lambang ini menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga sosial yang
bersangkutan. Selain itu, lambang ini memberikan identitas kepada warga masya
rakat yang terlibat di dalarnnya. Lambang atau simbol ini dapat berbentuk
benda, wama, tuhsan, maupun slogan. Misalnya, lembaga pendidikan memiliki
slogan Tut Wuri Handayani, dan lembaga pemikahan memiliki simbol cincin kawin
sebagai lambang kesetiaan tiada akhir, tak berpangkal dan tidak berujung.
8)
Suatu
lembaga sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis, yang antara
lain merumuskan tujuan dan tata tertib yang berlaku. Tradisi tersebut merupakan
dasar dan lembaga didalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
masyarakat tempat lembaga sosial tersebut menjadi bagiannya.
G.
Tipe Lembaga Kemasyarakatan
Berdasarkan Sistem Nilai
Menurut
Gillin & Gillin dari sudut sitem nilai – nilai yang diterima masyarakat
dibagi basic institutions dan subsidiary intitutions.
a. Basic
institutions adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara
dan mempertahankan tata-tertib dalam masyarakat.Contohnya, lembaga yang paling
kecil dan mendasar adalah keluarga yang berfungsi menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma dasar sebelum mengenal dunia luar. Sekolah adalah lembaga yang penting
untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi rakyat.Selain itu,
b. Subsidiary
institutions adalah lembaga kemasyarakatan yang dianggap kurang
penting,misalnya kegiatan rekreasi.Dalam hal ini ukuran untuk menentukan
sesuatu itu penting atau tidak penting sangat relatif tergantung masing-maing
masyarakat. Selain itu juga tergantung oleh waktu kapan sesuatu itu terjadi,
misalnya pertunjukan sirkus. Pertunjukan sirkus pada zaman Romawi dan Yunani
Kuno dianggap sebagai basic institution sedangkan dewasa ini sirkus
dianggap sebagai Subsidiary Institution.
H.
Pengertian Kontrol Sosial
1. Pengertian
Kontrol Sosial
a)
Peter
I. Berger
Kontrol sosial adalah
berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang
membangkang.
b)
Roucek
dan Warren
Kontrol sosial adalah
proses yang terencana dan tidak terencana untuk mengajar individu agar dapat
menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan nilai-nilai kelompok tempat mereka
tinggal.
c)
Soejono
Soekanto
Kontrol sosial adalah sebuah proses
baik itu direncanakan atau tidak, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing
bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah
yang berlaku.
Jadi, kontrol sosial dapat disimpulkan
semua cara yang atau sarana yang digunakan untuk mengendalikan tingkah laku warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah yang berlaku.
2. Bentuk-bentuk
kontrol social,
Pengendalian sosial
(kontrol sosial) dapat dipahami dalam berbagai dimensi antara lain :
a.
Berdasarkan
sifatnya
1) Upaya
preventif : upaya pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya
penyimpangan sosial, yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran
sosial.
2) Upaya
represif : upaya pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya
pelanggaran sosial, yang dilakukan untuk mengembalikan kedamaian dan ketertiban
masyarakat seperti semula.
b.
Berdasarkan
cara pelaksanaannya
1) Cara
persuasif : upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekan tindakan
yang sifatnya mengajak atau membimbing masyarakat agar bersedia bertindak
sesuai dengan norma yang berlaku.
2) Cara
koersif : upaya pengendalian yang dilakukan dengan melakukan tindakan yang
memaksa masyarakat agar bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
Dilihat dri dimensi
pelaku dan sasarannya :
1) Pengendalian
sosial yang dilakuka individu terhadap individu lain.
2) Pengendalian
sosial yang dilakukan individu terhadap kelompok.
3) Pengendalian
sosial yang dilakukan kelompok terhadap individu.
4) Pengendalian
sosial yang dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lain.
3. Sarana
Kontrol Sosial
a. Sanksi
(punishment)
Sanksi ditujukan untuk
menekan warga masyarakat dengan pemberian pembebanan penderitaan bagi siap saja
yang melanggar norma yang berlaku.
Macam-macam sanksi :
1) Sanksi
ekonomi, yaitu pembebanan penderitaan ekonomi. Seperti: denda, ganti rugi.
2) Sanksi
fisik, yaitu pembebanan penderitaan fisik. Seperti: dipukul, dicambuk.
3) Sanksi
psikologis, yaitu pembebanan penderitaan kejiwaan. Seperti : dicemooh, diejek,
dipermalukan didepan umum.
b. Penghargaan
(reward)
Berfungsi sebagai
sarana kontrol sosial yang bekerja secara preventif. Macam-macam reward
1) Reward
ekonomi
2) Reward
fisik
3) Reward
psikologis
4. Akibat
yang Ditanggung Bagi Pelanggar Kontrol Sosial
Adapun sanksi yang akan
ditanggung atau diperoleh oleh para pelanggar kontrol sosial adalah :
a. Mendapat
sanksi berupa hukuman pidana, apabila pelanggaran yang dilakukan tersebut
melanggar hukum tertulis yang ada di Indonesia.
b. Mendapat
sanksi berupa pengucilan dikalangan masyarakat sekitar, apabila
pelanggaran tersebut melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Sejak
dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu :
1. Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat).
2. Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Ø In-Group
adalah kelompok social yang individu-individunya mengidenti-fikasikan dirinya
dengan kelompoknya. Dalam menunjukkan In-Group-nya dalam kehidupan sehari-hari
diungkapkan dengan kalimat : kelompok saya, group saya.
Ø Out-Group
adalah kelompok social yang oleh individu-individu diartikan sebagai musuh
kelompoknya atau lawan In-Group. Out-Group sering sering diungkapkan dengan
istilah : kelompok mereka, group mereka, kelas mereka.
Ø Kelompok primer (Primary group) adalah kelompok
social pertama, tempat individu saling mengenal, berinteraksi social, dan
bekerja sama yang cukup erat. Contoh : keluarga, kekerabatan, dan pertemanan.
Ø Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok
social kedua, tempat individu berhubungan social yang anggotanya cukup banyak
sehingga interaksinya kurang intensif dan kurang erat. Contoh : organi-sasi
politik, perhimpunan serikat pekerja, kelompok penggemar sepak bola.
Ø Lembaga
kemasyarakatan mempunyai
beberapa fungsi antara lain:
Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
Menjaga keutuhan masyarakat.
Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial(social control). Artinya, sistem pengawasan
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Ø Kontrol
sosial dapat disimpulkan semua cara yang atau sarana yang digunakan untuk
mengendalikan tingkah laku warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan
kaidah yang berlaku.
B.
Saran
Sebagai makhluk yang diberi kelebihan oles sang Pencipta,
hendaknya kita dapat memanfaatkan sebagik-baiknya anugerah yang diberi
oleh-Nya.
Manusia berbeda
dengan makhluk hidup lainnya karena manusia mempunyai akal budi dan kemauan
yang kuat. Dengan akal budi dan kemauan yang kuat, manusia dapat
menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lainnya dan Mampu Berinteraksi dengan
satu individu dengan individu yang lainnya sehingga tercipta menjadi satu
kelompok.
Daftar
Pustaka
terimakasih.
BalasHapussalam,
bimbel ujian nasional
thanks GBU
BalasHapussalam,
kreta
good artikelnya bermanfaat
BalasHapusbagus nih postingannya. Bermanfaat!
BalasHapus